Saturday, July 18, 2009

:: Temu Menlu Bpk. Hassan Wirayuda ::

Jumpa ma mentri??... Wou sapa yang mo nolak kalau ada yang ngajak ketemu langsung ma mentri, pa lagi Mentri Luar Negri RI (MENLU Republik Indonesia githu lho ha...ha).

Yaa seperti itulah perasaan ku berkata ketika mendengar ajakan Hizbi, ketua aku di KMNTB, untuk bertemu dengan Bapak Hassan Wirayuda di Rumah Duta KBRI. Saat itu beliau menyempatkan hadir dan bertemu langsung dengan mahasiswa -yang pada kesempatan kali ini diwakili oleh utusan kekeluargaan- di sela-sela kesibukan beliau menghadiri KTT non-blok ke-15 di syarmu syaikh.

Bagi kami mahasiswa di luar negri sangat senang sekali ketika akan berjumpa dengan Bapak Menlu, pasalnya dia udah kita anggap sebagai "bapak angkat" selama kita berada di Mesir, layaknya seorang bapak tempat anaknya mengadu, curhat dan bagi-bagi keluh kesah bercampur gembira.


Sosok Dr. Hassan Wirayuda seperti yang sering aku lihat di siaran Televisi saat ia diwawacarai atau ketika beliau memberi sambutan di beberapa kesempatan penting, adalah orang yang sangat santun, ramah dan kental akan senyuman acapkali ketika ia berbicara. Tidak hanya terbaca dari sinyal gerak-geriknya saat bicara, tapi dari wajahnya pun terpancar akhlak yang sangat sopan santun. Apa karena ia terlahir sebagai orang sunda ya? (Eh..emang orang timur gak sopan?? sopan juga lah..nah ni beta orangnya pendiam, ramah n asyik ha...ha narsis :P)

Banyak sekali nostalgia lama yang beliau ceritakan ke kami saat menjabat sebagai Dubes di Kairo tahun '97-'99. Tak aku sadari, sosok ramah seperti beliau bisa juga bercerita panjang tapi terstruktur gak ngelantur ke sana-sini. Masalah krisis mahasiswa, kebaikan para muhsinin Mesir kepada Mahasiswa Indonesia saat terjadi krisis dan cerita tentang krisis moneter di Indonesia yang menyebabkan Mantan Presiden Soeharto harus berkunjung ke Kairo guna meminta respon akan rencana pengunduran beliau sebagai presiden RI ke-2 menjadi point penting pembicaraan beliau. Dan banyak lagi cerita beliau kepada kami saat itu, hingga tak terasa hampir 2 jam beliau bercerita.

Tak hanya ber-nostalgia ria saja, tapi beliau juga banyak memberikan kami motivasi bahwa harapan masyarakat Indonesia terhadap mahasiswa luar negri sangatlah begitu besar, dan balasan setimpal bagi masyarakat Mesir di Indonesia yang udah banyak membantu satu-satunya adalah Prestasi Studi. Dan juga nasihat beliau kepada kami, status ekonomi keluarga kita sekarang tidaklah menjadi penghalang untuk meraih kesuksesan di kemudian hari kelak, beliau mencohtohkan latar belakang ekonomi keluarga dari beberapa teman beliau yang sekarang duduk sebagai mentri dan juga cerita beliau sendiri sebagai anak seorang guru biasa.

Selesai dialog santai di ruang tamu Duta, seperti biasa, sebagai jamuan tuan rumah kepada tamunya, apalagi ini Bapak Menlu, pastinya Bapak Dubes kita pun juga akan lebih menyambut dengan sangat meriah atas kunjungannya, karena di sinilah saat-saat "cari muka" harus ditampakkan demi sebuah citra (ha...ha cara basi pejabat-pejabat kita). Jamuan yang sungguh istimewa bagi kami mahasiswa rantau; bakso, halawah atau manisan, bubur, es sirup, gorengan dan buah-buahan menjadi satu di atas meja. seumur-umur baru kali ini aku merasakan hidangan makan malam seperti ini, kalau hanya sekedar lihat mah, udah sering bozz ha..ha.

Bawabah II-Kairo, 19 Juli 2009.

Saat mata ku mulai berat setengah watt, karna jam sudah menunjukkan pukul 01.30 Malam.

Read More..

Friday, July 17, 2009

:: My Beloved Family ::













Nih bepung Ayah n Mama...
so sebelahnya adik si mata wayang!!

Jadul abizzz :)
Read More..

Friday, July 10, 2009

:: My Sweet Memories in Fayyum ::


The big Family :)











Nih gaya makanY orang Mesir,asyikan!








Kapan bisa gendong anak sendiri ya?? =))
Read More..

Thursday, July 9, 2009

:: Suuq Sayyarat Sore Hari ::

Sore itu aku mencoba itu meng-iyakan ajakan temanku Ocheed tuk bermain bola di suuq sayyarat. Tidak hanya aku, kawan-kawan serumahku pun diajak, tak tahu apa pasal seheboh ini, tiba-tiba saja tanpa terencana sebelumnya, kami diajak turun lapangan suuq sayyarat (parkiran tempat penjualan mobil di Kairo). Oh yaa, saya baru ingat mengapa si Ocheed mengajak kami main bola, oh rupanya ia ingin berbagi kebahagian dengan kami atas rizki nomplok yang diterimanya dengan nongkrong di tempat 'ashob selepas bermain bola.

Sebelum aku bersiap-siap melepas sarung yang terlipat di badanku seperti lipatan lontong, aku yang pada saat itu hanya bertutupkan kain sarung yang menempel setengah badanku dan berusaha melundungin aurat tubuhku. Tak tau kenapa, sore itu rupanya panas kairo di Musim panas (as shaif) membakar tubuh-tubuh penghuninya.

Jam sudah menunjukkan pukul 18.30 Sore, jatah main bola kami pun pasti akan berkurang jika waktu terus-menerus diulur, karen aadzan magrib akan berkumandang pukul 20.00 tepat. Suara gedoran pintu rumah depan kami pun sudah mulai mencengking telingaku. Maka tak lama kemudian, akupun segera bangun dari kemalasanku di depan laptop sambil menikmati tulisan-tulisan tak beguna di blog baruku. Ngomong-ngomong gak berguna, saya jadi ingat pesan Mas Wisnu Nugroho, seorang bloger tetap di rubrik "Kompasiana", ia mengatakan: "mengkabarkan yang tidak penting agar yang penting tetap penting". Makanya, jangan meremehkan hal yang tak berguna, karena jika tak ada dia, maka yang bergunapun pasti tak ada. Tul gak logika ini??


Untuk pertama kalinya hari itu, aku bisa menikmati permainan bola di sore hari bersama para langganan suuq sayyarat, tidak hanya mahasiswa Indonesia saja yang meramaikan permaianan bola kaki saat itu, banyak dari negara pendatang lain pun yang turut bercampur baur di suuq sayyarat guna melepaskan kreativitas mereka dalam mengocek bola bundar.

Selepas bermain bola, aku baru sadar bahwa mengapa setiap minggunya bahkan hampir setiap hari suuq sayyarat selalu dipadati oleh para "gibol" (pencinta bola). Tak tahu mengapa, seberapa gilanya mereka dengan bola, padahal kondisi lapangan di suuq sayyarat tidak seperti lapangan biasa yang beralaskan tanah berumput, tapi ini hanyalah aspal keras biasa.

Jauh dari yang dibayangkan, ternyata memang nikmat serasa menikmati firakh (ayam bakar) di saat perut ini mulai meronta-ronta. Jangankan itu, akupun baru tersadari, teman serumahku Agus, Heru dan Irfan begitu menikmati permainan bola sore hari di suuq sayyarat, selain karena ingin melampiaskan hobi main bola mereka, ada hal lain mengapa mereka suka main bola? Ya..KEBERSAMAAN DAN BERSILATURAHMI. Itu yang juga aku rasakan selepas bermain bola.

Kecanduan main bola aku pun kayaknya akan berlanjut setiap hari, terbukti keesokan harinya, aku turut meramaikan permainan bola di kalangan kawan-kawan Persis, yang tak lain adalah kawan-kawan dekatku juga; seperti Ocheed, Ogay, Risyan, Agus TR, Mang Apep, Ivenk dll. Semoga ini tetap berlanjut, dengan berharap perutku yang semakin lama membuncit 1 centi setiap harinya akan berkurang, ha...ha...ha.... Amin!!

Cairo, 10 Juli 2009.
.:: Selepas sarapan pagi yang telat hingga jam 1 siang ::.


Read More..

Tuesday, July 7, 2009

:: 5 Menit untuk 5 Tahun; Cara Pandang Memilih Capres RI 2009 ::

Tentunya akan berbeda hasilnya jika kita membandingkan antara seseorang yang memilih Capres karena melihat faktor keaggotaannya pada parpol tertentu yang mengusung Capres dan antara seseorang yang memilih Capresnya atas dasar figur Capres tersebut. Atau juga akan berbeda lagi jika seseorang memutuskan untuk memilih Capresnya berdasarkan hubungan kedaerahan.


Maka dari cara pandang kita yang variatif ini dalam memilih capres besok (8/6/09), setidaknya dapat kita simpulkan ada 4 cara pandang masyarakat Indonesia dalam memilih capresnya:

Pertama: Faktor Parpol.

Ada beberapa alasan mengapa banyak dari masyarakat kita menggunakan hak pilihnya kepada seorang pemimpin negara karena melihat ia diusung oleh partainya.


1. Kewajiban sebagai seorang anggota parpol yang wajib patuh pada keputusan pimpinan partai (baca: instruksi). Tapi hal ini sebenarnya adalah sikap yang kurang bijak dalam berdemokrasi, karena pada dasarnya, memilih sebuah pemimpin haruslah dimulai dari kesadaran pribadi tanpa ada paksaan orang lain.

2. Visi misi capres sesuai dengan Partai. Biasanya alasan ini muncul dari anggota partai aktif yang mengerti betul isi dalam partainya (baca: fungsionaris partai). Karena mempunyai kesepahaman yang sama dengan partai, maka capres tersebut akan banyak didukung oleh anggota parpol. Sikap seperti ini tentunya akan membawa sebuah kebaikan manakala visi misi parpol tersebut tidak keluar dari niat ikhlas memajukan negara dan membawa perubahan yang lebih baik bagi bangsa Indonesia.

3. Iming-iming partai. Alasan ini acapkali kita dapati di lapangan, walaupun secara fakta, kita tidak dapat mengklaim alasan orang ini adalah uang atau jabatan, karena ini adalah konsekwensi dalam ber-demokrasi; Semakin tinggi intima' (baca: loyalitas) kita pada partai, maka semakin besar pula-lah kesempatan kita mendapat kursi jabatan, atau dapat kita istiahkan dengan hukum kausalitas.

Kedua: Faktor Figur Pemimpin.

Seseorang yang telah siap mejadi pemimpin dan bertekat bulat ingin memajukan bangsa Indonesia, mereka pantas digelari dengan pahlawan sejati bangsa. Mengapa? Karena seorang calon pemimpin harus lah siap menerima tanggung jawab besar mengemban amanah bangsa Indonesia dengan penuh keberanian dan tanggung jawab (responsbilty) yang besar, walaupun nyawa menjadi taruhannya. Maka sejatinya, karakter pemimpin seperti ini akan kita temukan manakala ia mempunyai kepribadian yang mulia dan dapat menjadi qudwah bagi masyarakat yang dipimpinnya.

Oleh karenanya, tak salah sebagaian dari masyarakat kita lebih memilih sosok pemimpin yang kelak dapat menjadi suri tauladan dan panutan masyarakat, seperti berakhlaq mulia, berprilaku sopan, penuh perhatian pada yang dipimpinnya dan tanggung jawab akan tugasnya.
Ketiga: Faktor kesukuan Pemimpin.

Nampaknya di era globalisasi seperti ini, tidak pantas lagi jika ada orang yang masih berpikir untuk memilih calon pemimpin hanya berdasarkan kesukuan semata (sukuisme). Karena bila kita kembali menengok kesepakatan bangsa Indonesia yang terakumulasi dari Falsafah negara "Bhineka Tunggal Ika" yaitu Satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa, maka kita dapat menarik sebuah kesimpulan bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama dalam memimpin negara Indonesia, tidak pandang latar belakangnya apa dia.

Maka tidaklah bijak, jika alasan memilih pemimpin negara hanya semata berdasarkan kesamaan suku, karena sikap itu telah keluar dari norma-norma nasinalisme yang sering didengungkan oleh bangsa Indonesia. Tetapi akan berbeda jika pilihannya pada capres tertentu punya alasan lain selain faktor kesamaan suku.


Keempat: Faktor Ideologi.

Ideologi adalah sebuah cara pandang komprehensif yang bertujuan menawarkan perubahan melalui proses pemikiran yang sistematis. Ia merupakan sistem pemikiran yang dibentuk dan diterapkan sehingga ia dapat terkonsep sebagai visi inti sebuah politik (Wikipedia). Oleh karenya, sasaran penerapan ideologi ini tidak hanya terpaku pada satu lini dari kehidupan manusia, melainkan ia bersifat merata, menyeluruh ke persoalan kehidupan manusia.

Visi Misi setiap Capres-Cawapres antara satu dan yang lainnya pasti mempunyai perbedaan mendasar jika dilihat dari dasar ideologi. Konsep ekonomi misalnya, Capres MegaWati jelas mempunyai ideologi ekonomi yang berbeda dengan Ideologi ekonomi yang ditawarkan oleh SBY-Boediono, begitu juga JK-Wiranto. Ideologi ekonomi Mega adalah ekonomi kemasyaraktan, berbeda dengan Ideologi Ekonomi JK yang bersifat mandiri. Inilah yang menjadikan masing-masing capres-cawapres mempunyai karakter yang berbeda.

Demikianlah beberapa faktor yang menjadi alasan bangsa Indonesia dalam memilih calon pemimpinnya. Akan lebih baik, jika kita memilih capres-cawapres nanti dengan menggabungkan semua faktor di atas, itupun jika semuanya terpenuhi dalam diri setiap capres, jika tidak, maka pilihlah yang lebih ashlah.

Tulisan ini tidak bermaksut memprovokasi kawan-kawan untuk memilih salah satu capres-cawapres tertentu, akan tetapi saya hanya mengingatkan bahwa untuk memilih seorang pemimpin haruslah punya alasan yang logis, atas dasar nati nurani sendiri dari hasil pengamatan, tidak asal memilih apalagi karena sogokan uang. Menimbang kita sebagai insan akademis yang selalu mengkedepankan nilai-nilai ilmiah dan kritis.

Semoga pilihan kita besok dapat membawa perubahan negara Indonesia ke langkah yang lebih baik, Semoga !!!

Kairo, 09 Juli 2009.
.:: Beberapa menit menjelang pemilihan ::.

Read More..

Monday, July 6, 2009

:: Relay Cangkir Wisma: "4 HAri Menuju Kursi Presiden"  ::


Sebagai langkah memperkenalkan visi misi serta profil masing-masing capres dan cawapres 2009 ke khalayak umum khususnya bagi masyarakat Indonesia di luar Negri dan dalam rangka sosialisasi pemilu presiden dan wakil presiden yang akan digelar pada tanggal 08 Juli nanti di TPS terdekat. Maka, PPLN Kairo sebagai representasi KPU di Luar Negri berkejasama dengan PPMI mengadakan Debat Tim Sukses dari dua kandidat; SBY-Boediono dan JK-Wiranto, sekaligus sosialisasi pelaksanaan Pemilu. Turut hadir pada acara tersebut, Dubes RI. Kairo Bpk. A.M. Fachir.

Menurut surat undangan yang kami terima bahwa acara akan dimulai pukul 18.00 CLT s/d selesai. Wallahu'alam saya tidak mengerti apa ini kesalahan masisir yang hadir terlambat sehingga acara pun mundur hingga 2 jam, atau memang kesengajaan Panitia yang sengaja mempercepat jadwal undangan dengan maksud mensiasati keterlambatan kawan-kawan masisir. Jika benar kemungkinan yang ke-dua, maka terulang lagi pembohongan public.


Okelah, pada tulisan ini saya tidak perlu mengomentari panjang lebar perihal keterlambatan acara, karena yang akan saya fokuskan pembicaraan kali ini relay Cangkir Wisma (Rancang Pikir Wacana dan Isi Hati Mahasiswa) yang kali ini didesain agak berbeda dengan sebelumnya. Bagi kawan-kawan yang belum bisa hadir pada acara semalam (04/6/09), saya ingin mencoba merekam ulang hasil debat ke-dua Tim sukses tersebut. Semoga apa yang saya sampaikan tidak jauh dari realita.

Tema debat yang diangkat oleh panitia seputar masalah "Pendidikan dan kebudayaan Indonesia". Sebagai Moderator pada acara ini ialah sahabat dekat saya Rashid Satari, sedangkan perwakilan Tim Sukses SBY-Boediono adalah Iswan Kurnia Hasan dan Anov, dan perwakilan tim Sukses JK-Wiranto adalah Mush'ab Muqaddas dan Abdul Hakim. Adapun pembanding, dua mahasiswa S II yang sama-sama lulusan SI di UIN Jakarta; Cecep Taufiqurrahman dan Fakhrurazi Jawawi.

Pertanyaan pertama oleh sang moderator seputar pendidikan dalam konteks ke-indonesiaan yaitu penurunan kwalitas pendidikan Indonesia. Sebagai pertanyaan Moderator -yang saya kira agak begitu menantang-, "apa yang akan dilakukan setiap capres dan cawapres dalam memperbaiki citra dan kwalitas pendidikan di Indonesia?.

Kedua tim Sukses masing-masing diberikan 3 Menit untuk menjawab pertanyaan moderator. Kesempatan pertama diberikan kepada Tim Sukses SBY-Boediono, Anov aktivis partai Demokrat menjawab: ada 8 point yang ditawarkan oleh SBY-Boediono untuk meningkatkan kwalitas pendidikan Indonesia (Maaf saya hanya mencatat 4 point saja):
1. Rehabilitasi gedung-gedung sekolah yang rusak
2. Peningktan kwalitas guru
3. Sertifikasi guru-guru
4. Alokasi APBN untuk pendidikan 20%

Jawaban selanjutnya datang dari Tim Sukses JK-Win yang disambut dengan tepuk tangan meriah dan sorak-sorak pendukungnya yang lengkap dengan atribut kaos bertuliskan "JK-Win; Lebih cepat, Lebih Baik". Jawaban mereka hampir sama, hanya sedikit berbeda pandangan tentang Rehabilitasi gedung-gedung sekolah, karena menurut mereka, "gedung yang bagus tidak mungkin dapat menaikkan kwalitas pendidikan jika SDM guru pun tidak diperhatikan". Jawab Mush'ab Muqaddas aktivis Golkar.

Tiba saatnya waktu 2 menit diberikan kepada pembanding untuk menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan. Pertanyaan pertama oleh Cecep Taufiqurrahman tentang respon pemerintah yang masih kurang mengapresiasi terhadap usaha para lulusan luar negri yang mati-matian berusaha menempuh jenjang studi hingga ke tingkat S3. Akibatnya, menurut cecep, terjadinya Migrasi Intelektual ke beberapa negri semisal Malaysia.

Acara semakin seru, ketika pertanyaan Cecep yang keluar dari tema inti yaitu tentang perubahan status masisir secara radikal dari Akademis ke Politikus hingga tingkat Nasional. "Apa yang menjadi faktor pendorong perubahan ini, atas dasar Idealisme kah? ikatan ideologi partai kah?", tanya Cecep.

Dengan lantangnya, Iswan menjawab: "pertanyaan ini seharusnya tidak keluar dari kita yang notabenenya seorang intelektual yang hidup di era Demokrasi, pertanyaan ini tepat ditanyakan ketika era Orba, karena dulu mahasiwa tidak boleh campur tangan masalah politik, cukup belajar dan mengabdi mencerdaskan masyarakat". Imbuhnya dengan semangat.

Kini tiba pertanyaan kedua dari Moderator seputar masalah Kebudayaan Indonesia. "Semakin lama simbol-simbol kebudayaan kita dicolong oleh negara luar, seperti Reog Ponorogo, gamelan dan batik seperti baju batik pinjaman yang saya pakai saat ini". Canda Rashid.

Jawaban dilemparkan ke Pendukung JK-Win yang diwakili oleh Mush'ab Muqaddas. "selain sertifikasi guru yang ditawarkan oleh Capres dan Cawapres SBY-Boediono, perlu juga adanya sertifikasi budaya". Imbuhnya.

Kini giliran Fakhrurazi sebagai pembanding menanyakan kepada kedua Tim Sukses tersebut. Tetapi, Sebelum ia bertanya, ada sedikit keluhan dari dirinya tentang ide adanya acara seperti ini, karena baginya, "acara seperti ini tidak ada efeknya sama sekali, toh mereka tidak dapat merepresentasikan visi misi yang diusung oleh kandidatnya". Keluhnya.

Acara yang dipadati oleh masisir yang hadir pada saat itu terpaksa harus ditutup karena jam sudah menunjukkan pukul 23.00 CLT. Sebagai penutup acara, Penghargaan piagam diberikan kepada masing-masing Tim Sukses oleh Ketua PPLN Bapak. Abdullah. Disusul pemberian penghargaan kepada kedua pembanding oleh Presiden PPMI Abdullah Yazid dan untuk Moderator diberikan oleh Ketua Panitia Acara Zamil.
Read More..
:: Saya, Aku, Ane, Gw atau Beta? Membingungkan ::

Terkadang aku bingung, kalimat apa yang harus aku gunakan untuk menunjukkan subjek kalimat dalam tulisanku di kolom 'catatan harian'. Saking bingungnya, terhitung udah tiga kali aku menggonta-ganti kata-kata yang ada di Description blog-ku.

Pertama, isinya adalah "Sebongkah perjalanan singkat", untuk memilih kalimat ini saja, aku memerlukan banyak perenungan; pasalnya aku harus pintar-pitar dalam memilih kalimat apa yang cocok aku isi dalam Description blog-ku, sehingga jika ada orang yang kebetulan tersesat (he..he) mampir di blog-ku terpintas terbaca dalam fikirannya isi muatan global yang ada di blog aku ini dan secara eksplisit dapat tergambar bagaimana watak Si Bloger.


kedua, hampir persis dengan kalimat sebelumnya, hanya ada perubahan pada kata terakhir yaitu "Sebongkah Perjalan Hidup". Dalam perubahan kalimat ini, sebenarnya aku harus berterima kasih kepada my friend Mr. Irfan Prima Putra (yang juga sama2 baru membuat blog), yang karena jasanya memberikan kritik kepada-ku untuk mengubah kalimat Description dalam blog-ku.

ketiga, yaa..seperti yang kamu lihat sekarang ini "Ruang BeTa Bicara". Mau tau alasannya kenapa?

pertama, ini blog adalah ruang pribadi aku untuk bercurhat ria, bebas, gak ada yang ngelarang ataupun maksa. Aku bisa bebas bercurhat, mengexpresikan gejolak jiwaku yang terkadang gak stabil karena banyak faktor, seperti faktor lingkungan, pergaulan dan kondisi jiwa.

kedua, terletak pada kata "BeTa". Nah ini yang aku ingin sampaikan dalam tulisan kali ini. Jujur aja, sebenarnya, aku gak leluasa ketika setiap kali menyebutkan kata "AKU" yang menunjukkan subjek kalimat, kadang risih, jijai (kalau istilah orang Medan, artinya jijik), segan dan agak bernuansa manja.

Wallahu'alam mengapa aku merasa seperti ini, apa karena kultur aku yang ke-timuran-an, jadinya tidak asyik ketika mengucapkannya, atau hanya sekedar ingin sensasi baru. Tapi al kulli hal, kata-kata subject apa saja yang aku gunakan, yang penting itu bisa membuat aku leluasa dalam meng-expresikan kegelisahan, kegembiraan dan kemarahan diriku.

Aku, Saya, ane dan Beta...atau apalah, yang penting asyik. Tapi kalau mau jujur, Kayaknya kata "beta" yang lebih asyik dech untuk Beta ucapkan ....(iyakan benar, beta lebih asyik he2).

Untuk mengakhiri tulisan ini, Beta tutup dengan penggalan lagu nasional.

"Rasa sayang he..rasa sayang sayang he..
Beta bilang dari jauh rasa sayang sayang he.."

Read More..

Friday, July 3, 2009

:: Pembukaan Latihan SH Terate di Musim Panas :: 

Tak terasa Tanggal 21 Juni 2009, ujian akhir term II di al Azhar pun telah selesai dilaksanakan, masa-masa aku disibukkan dengan diktat kuliah pun telah berakhir, sekaligus rutinitas yang aku anggap itu sebuah "paksaan diri" untuk beri'tikaf di masjid hanya sekedar untuk mengejar "deadline" diktat yang harus diselesaikan pun telah tamat.


Sekarang yang tersisah hanyalah harapan-harapan besar aku yang selalu dan masih bergantungan di al Azhar, harapan itulah yang dapat membuat aku "PD" dengan planing masa depanku, harapan itu juga yang menjadi penentu terwujudnya keinginanku melanjutkan S II di Mesir dan harapan itu pula lah yang membuat diriku merasa tenang dan juga karena harapan itulah yang telah membuat senyum kedua orang tuaku semakin abadi, yaa...Harapan itu adalah LULUS UJIAN dan selesai jenjang studi S I-ku. Ini lah yang aku nantikan sejak berakhirnya ujian hingga pengumuman kelulusan turun di bulan Agustus. Allahumma najjihna fi imtihaaninaa...

Senin, 28 Juli 2009 kemarin, komunitas Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Kairo mengadakan rapat guna membahas beberapa masalah penting terkait tentang rencana pembukaan latihan pasca ujian term II. Rapat tersebut dilaksanakan di Suuq sayyarat, tepatnya ketika final Piala Konvederasi Fifa 2009 digelar antara Team Brazil yang mampu menyabet Piala Konvederasi dari Team Amerika dengan skor 3-2. (ha...ha Brazil kembali jaya !!)





hasil rapat itu menghasilkan:
pertama, Pembukaan latihan silat Setia Hati Terate di musim panas akan dimulai hari Rabu besok malam hari tepat ba'da magrib di suuq sayyarat B.

kedua, dalam satu minggu, latihan hanya dua kali yaitu pada hari Rabu dan Sabtu malam hari.

Ketiga, pemilihan mas'ul (Penggung Jawab) latihan untuk siswa yang berjumlah empat orang. Yup, untuk kali ini, pemilihannya cukup memakan banyak waktu, pasalnya banyak dari warga-warga (pelatih) SH yang hadir pada saat itu menolak untuk diamanahi menjadi "pemegang tetap" latihan dengan berbagai alasan pribadi. Yang akhirnya aku pun terpaksa mengajukan diri untuk menjadi pemegang tetap latihan. jujur aja, walaupun ini berat bagi aku, karena harus bertanggung jawab penuh, tapi apa boleh buat dari pada suasana semakin runyem. betul gak??

Adapun mas'ul latihan untuk siswi berjumlah empat orang, dipegang oleh Hari Eko, dia adik kelas ku di Pondok Ngabar yang nasib kuliahnya saat ini masih belum ada harapan jelas.

Keempat, pemilihan koordinator baru PSHT Cabang Kairo yang jatuh pada Rudi atau yang kerap dipanggil oleh teman-teman sekitarnya dengan panggilan akrab Mbah Rudi. Selamat Mbah...

Ya..itulah akhir pembahasan kami ketika rapat digelar, semoga dapat terlaksana dengan baik sesuai rencana. Amin...
Read More..

Wednesday, July 1, 2009

:: Originalitas Hadits Diragukan ?? ::
Menurut Joseph Schacht, seorang Orientalis asal Jerman mengatakan bahwa Hadits bukan berasal dari Rasululah sebagaimana yang telah diyakini oleh ummat islam pada umumnya, melainkan hadits adalah buatan para ulama pada pasca tahun 110 H atau tepatnya pada periode tabi'in yang dimotori oleh para qadhi (mufti) yang mempunyai otoritas tinggi dalam pengistinbatkan hukum, dan pendapat ini berimplikasi pula bahwa sebuah hukum islam belum ada kecuali setelah munculnya hadits. Artinya, hukum Islam bukan bersumber dari wahyu Allah, melainkan buatan para qadhi pada saat itu.

Dalam bukunya "The Origins Of Muhammadan Jurisprudence", ia menciptakan sebuah teori yang dikenal dengan "Projecting Back", akumulasi dari pendapat ini adalah sebuah hadits baru tercipta setelah tahun 110 H. dan ini dihasilkan dari penelitian sejarahnya bahwa untuk menguatkan hasil ijtihad para qadhi, maka mereka dengan maksut meligitimasikan hukum tersebut, dibuatlah hadits yang mereka nisbahkan pada ulama diatas mereka yang kapasitas ilmunya lebih tinggi dari mereka. Tidak hanya itu saja, setelah menisbahkan hadits tersebut yang bersumber dari ulama di atas mereka, mereka pun kembali menisbahkannya lagi kepada ulama yang lebih jauh umurnya dan mempunyai kapasitas ilmu agama yang tinggi, sehingga penisbahan ini sampai pada Rasulullah.


Dengan hipotesa joseph ini, ia mulai dikenal dikalangan para orientalis dan intlektual barat sebagai pakar hadits dan menjadi rujukan mereka untuk meniadakan sumber hukum kedua islam ini.

Tapi alhamdulillah, memang benar apa yang dikatakan Rasulullah bahwa agama islam akan selalu dan terus dijaga oleh Allah dari musuh agama Islam hingga akhir kiamat kelak. Terbukti dengan munculnya fikrah baru yang mematahkan teori joseph ini yaitu Dr, Muhammad Mushtafa Azami, seorang pakar hadits asal India.

Hasil dari penelitiannya yang ia rangkum dalam risalah disertasi dukturahnya di universitas Oxvor Combrige inggris bahwa pendapat joseph yang mengatakan bahwa hadits-hadits yang digunakan oleh umat islam dari zaman nabi hinggga saat ini adalah bukan orisinil besumber dari kalam Rasulullah melainkan ia (hadits) adalah ciptaan ulama-ulama pasca tahun 110 H.

Sanggahan Azami ini pun ia telusuri dengan penelitian sejarah (analisys history) sebagaimana yang digunakan oleh joseph, hanya bedanya Azami melakukan hipotesa berangkat dari sumber pertama yaitu RAsulluah dan berhenti dengan mengambil kesimpulan setela sampai pada tabaqah ketiga (atbaut tabi'in), sedangkan Joseph memulai hipotesa perantaian haditsnya dari ulama abad ke dua hijriah hingga ke Rasulullah sebagai penguat haditsnya; sebagaimana yang telah kita bahas diatas.


Ia menjadikan naskah suhail sebagai objeck kajiannya, yang diketahui bahwa abu suhail ialah murid langusung dari Abu Hurairah sahabat yang dikenal terbanyak periwayatan haditsnya dan juga sebagai sahabat yang terdekat dengan rasulullah.

Azami mulai membuktikan kesalahan, kecorobohan dan kebusukan dari penelitian joseph bahwa pada jenjang ketika dari atbaut tabi'in tidak mungkin sebuah hadits dapat lahir bersama dengan lafadz yang sama, sedangkan mereka para perawi hadits tersebut tidak tinggal pada tempat yang sama melainkan tersebar ke pelosok negri. Azami pun melakukan penelitia ini dengan cara memeriksa dimana keberadaan para perawi tersebut.


Ambil contoh dari naskah suhail yang berisikan 49 hadits itu satu hadits yang berbunyi bahwa rasulullah perna bersabda: “ Apabila salah seorang di antara kamu bangun dari tidurnya, maka hendaknya ia mencuci tangannya, karena ia tidak tahu semalam tangannya berada di mana“ (al Hadits).

Hadits ini diriwayatkan oleh 5 sahabat terdekat rasulullah yaitu Abu hurairah, ibn umar, jabir, aisyah dan ali bin abi tholib. Dari hadits yang diterima abu hurairah, ia mengajarkannya kepada 13 muritnya (tabaqah tabi'in), yang ke 13 tabi'in tersebut tersebar lagi ke berbagai negri yang jaraknya sangatlah berjauhan. Dan dari 13 tabi'in tersebut, mulai mereka mengajarkan hadits yang diterimanya kepada -tidak kurang dari- 16 murid (tobaqoh at naut tabi'in) dan mereka pun sama tersebar ke berbagai negri guna menyebarkan hadits yang mereka terima dari para gurunya dan diyakini dengan sepenuh yakin bahwa hadits tersebut bersumber dari rasulullah (yang dikenal dalam methode penerimaan hadits dengan istilah para ulama Hadits yaitu Hadits Mutawatir).

Maka setelah penyelusuran sejarah oleh azami melalui keterangan keberadaan setiap dari para perawi tersebut yang terbukti tersebar ke berbagai negri, maka ia berkesimpulan bahwa tidak mungkin mereka perawi yang berkumpul pada tobaqoh kedua dan ketiga dapat memciptakan hadits yang sama lafadjnya sesuka mereka yang menurut joseph sebagai alat pe-legitimasi-an dari hukum yang dibuat oleh para qadhi pada zaman itu, sedangkan keberaadaan mereka tersebar ke pelosok negri yang memustahilkan mereka untuk berkumpul dan memalsukan hadits dalam waktu yang sama dan lafadz yang sama.

Kalaupun dinyatakan bahwa mereka membuat hadits sendiri-sendiri tanpa harus berkumpul terlebih dahulu untuk mencocokkan hadits, maka itupun LEBIH MUSTAHIL terjadi, karena tidak mungkin sebuah hadits yang sama lafatdnya muncul secara kebetulan. Kalau itu benar benar terjadi, maka kumpulan hadits-hadits shohih mutawatir lafdji yang diakui oleh para ulama kesohihannya, itu juga muncul secara kebetulan dan ini mustahil !!!.

Maka dari penelitian Azami yang luar biasa ini, secara otomatis mematahkan pendapat joseph bahwa hadits itu tidak berasal dari rasulullah melainkan ulama setelahnya pada abad II H. Dan sebenarnya, maksut dari penelitian joseph tentang orisinilitas periwayatan hadits ini berhujung pada sebuah kesimpulan bahwa hukum islam tidak orisinil berasal dari rasulullah yang diakui kebenarannya dan Agama islama bukan agama yang benar.


WAllhu a'lam.

El-Mandiri, 13 Pebruari 2009
Read More..

Tuesday, June 30, 2009

:: Pengenalan Singkat Kutub as Sittah ::
Mungkin tidak aneh lagi istilah kutubu sittah atau kutubu khomsah dalam peristilahan ahli Hadits, karena dari buku-buku tersebutlah ber-ribu-ribu Hadits Rasulullah terdapat di dalamnya, tapi keseluruhannya masih belum terseleksi mana yang shahih yang dapat dijadikan hujjah umat Islam dan mana yang dha’if agar dapat diseleksi lebih teliti oleh umat Islam. 

Disini akan saya sebutkan nam-nama kutubu sittah berserta penulisnya, dengan berurutan sesuai tingkat keshohihannya yang telah diseleksi oleh para ulama salaf Hadits (muhadditsin). Dan juga kelebihan (mumayyijah) masing-masing kitab agar dapat membedakan kitab satu ke kitab yang lainnya tersebut:

1. Shahih bukhari : Imam abi abdullah muhammad ibn ismail al ja’fi al buhkari (wafat: th. 256 H)
Kelebihan dalam buku ini ialah hadits-hadits di dalamnya semuanya shahih, oleh karenanya, shahhih bukhari ini layak dijadikan buku primer sebagai rujukan para talibul ilmi.

2. Shahih Muslim : Imam abi husain muslim ibn al hajjaj an naisaburi (wafat: th. 261 H)
Kelebihan dalam buku ini adalah di dalamnya terdapat banyak ta’likat hadits dari imam muslim, dengan tujuan agar para pembaca dapat mengetahui secara luas maksut dari Hadits-hadits di dalamnya.

3. Sunan Abi Daud : Imam abi daud sulaiman ibn asy’at as sajastani (wafat: th. 275 H)
kelebihan buku ini ialah imam abi daud meletakkan hadits-hadits yang banyak terkandung di dalamnya ahadits ahkam. Maka bagi mereka yang ingin merujuk hadits-hadits tentang hukum, maka sunan abu daud lah sebagai pilihan yang tepat.

4. Sunan at Tirmidzi : Imam ibn i’sa muhammad ibn i’sa ibn surah at tirmidzi (wafat: th. 279)
Dalam buku ini, imam tirmidzi banyak mengulas tentang istilah-istilah ilmu hadits, bahkan beliau menemukan istilah baru dalam pembagian hadits menurut keshohhannya, yaitu Hadits Hasan. Jadi, sebelum munculnya imam tirmidzi dengan sunannnya, hadits menurut pembagian ulama pada saar itu, terbagi menjadi dua menurut keshahihannya: 1) hadits shahi, 2) hadits dho’if.

5. Sunan an Nasa’i : Imam ibn abdurrahman ahmad ibn syu’aib an nasa’i (wafat: th. 303 H)
Seperti halnya dalam sunan abi daud, imam nasa’i pun meletakkan hadits-hadits dalam shahihnya banyak mengandung tentang pembahasan fiqh. Bedanya dalam sunan ini, imam nasa’i lebih jeli dan rapi dalam menyusun bab-bab hadits menurut pembahasan fiqh (tabwib fil fiqh).

6. Sunan ibn Majah : Imam abi abdullah muhammad ibn yajid ar rab’i al qajawaini, yang lebih dikenal dengan ibn majah. (wafat: th. 273 H)
Tidak bedanya dengan kelima sunan diatas, kelebihan isi sunan imam ibn majah meliputi seluruh mumayyijat dari kelima sunan lainnya.

Itulah sedikit keterangan tentang kutubu sittah yang menjadi “Bank Hadits” rasululullah SAW. Bagi mereka yang ingin mencari hadits-hadits nabi untuk dijadikan sebagai hujjah hukum atau hanya sekedar membacanya, maka rujuklah kepada buku-buku hadits tersebut. Sebagai keterangan tambahan saja, bahwa dengan hanya mengandalkan kitab-kita di atas, kita tidak cukup untuk dapat memahami secara jelas maksut hadits tersebut, karena hadits-hadits yang disebutkan masih berupa sanad (rentetatan perawi hadits), oleh karenannya, kita pun perlu merujuk ke beberapa syarah setiap keenam sunan di atas yang sudah banyak di syarah oleh ulama-ulama hadits terdahulu rahimallahu ala’ihim wa jazahumullahum khaira jaza’

Sebagai contoh, beberapa syarah kutubu sittat yang populer di kalangan para ulama islam:

1) shahih bukkhari : umdah al qary lil a’ini, irsyadu as sari lil qasthalani, dan yang paling banyak dimiliki oleh para pengkaji hadits ialah fathul baari karangan ibn hajar al atsqalni, bahkan telah mendapat beberapa pujian dari karangan ulama hadits seperti seperti Imam as Syaukani shahibul Nailul Authar yang mengatakan “la hizrata ba’da fathi”, maksutnya ialah tidak ada syarah shahih bukhari yang lebih sempurna dan lengkap dari pada fathul baari li ibn jar.

2) Shahih muslim : syarah imam nawawi, dan syarah as sanusi

3) Sunan tirmidzi : ‘aridhaatul ahwadzi li ibni al ‘arabi

Dari buku-buku syarah inilah kita dapat dengan mudah memahami seluruh hadits nabawy berserta makna yang terkandung di dalamnya dari hukum-hukum, nasihat maupun petunjuk kebaikan dan ancaman (targib wa tarhib). Wallahua’lam.

Catatan terakhir, sebagian dari ulama hadits ada yang berpendapat bahwa muwatta’ ibn malik layak dijadikan sebagai kutubu sittah pengganti dari sunan ibn Majah. Pendapat ini diwakili oleh ibn astsir al jazri shahibu kitab Jami’ul ushul , sebaimana ia lampirkan pendapatnya dalam bukunya tersebut. Alasan ibn astsir mengganti posisi sunan ibn majah dan menggantikannya dengan al Muwatta’ adalah karena buku tersebut banyak dijadikan rujukan para ulama fiqh dalam berhujjah, dan menjadikannya hukum tetap dalam bangunan fiqh islam. 

Kairo, 30 Januari 2009.
Read More..
:: Mengenang 40 hari wafat Dulurku (Part I) ::
Sebenarnya salah sich kalau aku langsung nulis tentang tema tulisan di atas yang mengisahkan acara pribadiku bersama dulur-dulur PSHT Kairo yang lain untuk mengenang 40 hari meninggalnya Ibn Hasyim sebelum aku bercerita terlebih dahulu biografi almarhum beserta kronologis wafatnya di bumi Piramid ini.

Bukannya mau buat pembaca jadi penasaran yaa..tapi harus dimaklumin juga, ini tulisan pertamaku di Blog tercinta yang bakal menjadi blog inspirator setelah Mbah Blog Raditya Dika Amin....(do'ain yee)

Tapi tak apalah, sambil aku menceritakan acara ini, akan aku ceritakan juga biografi singkat almarhum sekaligus kronologis wafatnya...

tapi tunggu dulu yaa, kayakny aku belum bisa langsung cerita sekarang nih, soalnya acaranya juga belum dimulai, janjiannya acaranya sich ba'da maghrib di rumah mbah Rudi..semoga on time !! kebiasaan masisir sering telat ....

Oke guys...qt lanjutin ntar yaa (bersambung)

Read More..